Intangible Asset: Apa Itu dan Mengapa Penting?

intangible

Last updated on Februari 10th, 2025 at 10:22 am

Dalam dunia bisnis, aset merupakan komponen penting yang dapat membantu perusahaan untuk menghasilkan nilai dan mencapai tujuan operasionalnya. Aset dibedakan menjadi dua kategori, yaitu aset berwujud (tangible assets) dan aset tidak berwujud (intangible assets).

Jika aset berwujud dapat dilihat dan disentuh, seperti gedung, kendaraan, atau mesin. Sedangkan aset tidak berwujud adalah sesuatu yang tidak memiliki bentuk fisik tetapi tetap memberikan manfaat ekonomi bagi perusahaan. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang aset tidak berwujud atau intangible assets, jenis-jenisnya, serta contohnya dalam kehidupan nyata.

Apa itu Intangible?

Aset tidak berwujud (intangible assets) adalah jenis aset yang tidak memiliki keberadaan fisik, tetapi memberikan manfaat ekonomi jangka panjang kepada perusahaan.

Biasanya, aset ini terkait dengan elemen yang melibatkan hak hukum, inovasi, atau reputasi yang dapat meningkatkan daya saing perusahaan. Meskipun tidak terlihat, aset intangible sering kali menjadi salah satu penentu utama kesuksesan perusahaan di pasar.

Sebagai contoh, nama merek “Apple” atau “Coca-Cola” tidak bisa disentuh atau diukur secara fisik, tetapi nilai merek tersebut sangat besar karena merepresentasikan kepercayaan, loyalitas pelanggan, dan inovasi yang ditawarkan perusahaan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa aset intangible memiliki dampak besar terhadap profitabilitas dan daya tarik perusahaan di mata investor.

Jenis-Jenis Aset Intangible

Mungkin Anda masih belum memiliki gambaran jelas mengenai apa itu aset tidak berwujud atau intangible. Perlu diketahui, aset intangible memiliki berbagai jenis yang dapat dimiliki oleh perusahaan. Berikut adalah beberapa jenis aset intangible yang perlu Anda pahami:

1. Aset Intangible dengan Jangka Waktu Terbatas

Jenis aset ini memiliki masa berlaku tertentu yang sudah ditetapkan sebelumnya. Contohnya adalah kontrak hak penggunaan paten yang hanya berlaku dalam kurun waktu tertentu. Ketika kontrak tersebut berakhir, maka perusahaan tidak lagi memiliki hak atas aset tersebut.

2. Aset Intangible Tanpa Batasan Waktu

Aset intangible ini bersifat permanen dan terus memberikan nilai bagi perusahaan selama bisnis tetap berjalan. Sebagai contoh, loyalitas pelanggan. Selama perusahaan masih aktif, kesetiaan konsumen akan menjadi salah satu kekuatan utama yang mendukung keberlanjutannya.

3. Goodwill

Goodwill muncul ketika suatu perusahaan membeli aset atau aktiva dengan harga yang melebihi nilai pasarnya. Selisih harga tersebut dianggap sebagai goodwill. Aset ini merupakan aset intangible yang bisa ditransfer, disewakan, dijual, atau dilisensikan secara terpisah dari perusahaan. 

Goodwill sering kali mencakup hal-hal yang sulit diukur secara langsung, seperti strategi bisnis yang efektif, kesetiaan pelanggan, pengenalan merek, atau hubungan kerja yang baik di dalam organisasi.

4. Hak Kekayaan Intelektual

Hak kekayaan intelektual mencakup segala hasil karya atau inovasi yang dihasilkan melalui kreativitas seseorang. Contohnya adalah penemuan baru, desain, karya seni, nama produk, atau tulisan.

Hak kekayaan intelektual ini dapat dilindungi melalui berbagai cara, seperti pendaftaran hak cipta, merek dagang, paten, atau perjanjian lisensi yang memberikan perlindungan hukum kepada pemiliknya.

Baca Juga: 6 Komoditas Impor Singapura Beserta Tarif dan Aturannya

Contoh Produk Intangible

Setelah memahami bahwa aset intangible adalah aset yang tidak memiliki bentuk fisik dan mengenali berbagai jenisnya, berikut adalah beberapa contoh nyata dari aset tidak berwujud yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan besar:

1. Hak Paten

Sebuah perusahaan farmasi seperti Pfizer memiliki hak paten atas obat-obatan tertentu, seperti obat Viagra. Hak paten ini memberi mereka hak eksklusif untuk memproduksi dan menjual produk tersebut selama periode tertentu, sehingga menjadi sumber pendapatan utama perusahaan.

2. Merek Dagang

Starbucks memiliki logo dan nama merek yang sangat kuat. Merek ini memiliki nilai besar karena merepresentasikan kualitas, layanan, dan pengalaman pelanggan yang khas. Penggunaan merek ini menjadi salah satu aset terpenting bagi keberlanjutan bisnis Starbucks.

3. Hak Cipta

Disney memiliki hak cipta atas karakter ikonik seperti Mickey Mouse, yang tidak hanya digunakan untuk film tetapi juga untuk berbagai produk merchandise. Hak cipta ini memungkinkan mereka menghasilkan pendapatan dalam berbagai bentuk, mulai dari lisensi hingga penjualan produk.

4. Perjanjian Waralaba (Franchise)

McDonald’s memanfaatkan perjanjian franchise untuk memperluas jaringan restoran mereka ke seluruh dunia. Dalam perjanjian ini, pihak franchisee (pembeli franchise) mendapatkan hak untuk menggunakan merek McDonald’s, resep, dan sistem operasionalnya.

5. Kontrak Bisnis

Perusahaan seperti Boeing sering memiliki kontrak jangka panjang dengan maskapai penerbangan besar, seperti Delta Airlines, untuk pengadaan pesawat. Kontrak-kontrak ini menjadi aset tidak berwujud karena memberikan pendapatan terjamin di masa depan.

Aset-aset seperti ini meskipun tidak terlihat secara fisik, memiliki peran yang sangat besar dalam menentukan keberhasilan perusahaan di pasar.

Baca Juga: Memahami Apa itu Pasar Keuangan, Jenis dan Manfaatnya

Kesimpulan

Setelah membaca penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa aset tidak berwujud adalah komponen penting dalam bisnis, terutama di era digital saat ini. Meskipun tidak terlihat, aset ini mampu memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi perusahaan dan sering kali menjadi pembeda antara perusahaan sukses dan yang biasa saja. 

Dengan memanfaatkan kekuatan aset seperti merek, hak kekayaan intelektual, dan inovasi teknologi, perusahaan dapat menciptakan nilai tambah yang berkelanjutan. Oleh karena itu, pengelolaan dan perlindungan terhadap aset intangible menjadi strategi penting bagi perusahaan untuk tetap kompetitif di pasar global.

form newsletter
Daftar Newsletter

Daftar sekarang untuk mendapatkan artikel terbaru dari Easylink!